PEDULI SESAMA, WISNU DAN TOMPO BERIKAN ILMUNYA KE WBP YANG INGIN MAJU

0.0abunbunnapi1

Pangkalan Bun (10/05) Selain sebagai Lapas terinovatif Se-Kalimantan Tengah, Lapas Kelas II B Pangkalan Bun juga memberi arti penting bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang ada. salah satunya dari WBP yang bernama lengkap Slamet Wisnu Widjayanto yang merupakan seorang pelukis handal yang dimiliki Lapas Kelas II B Pangkalan Bun. Dengan keahlian yang dimilikinya, hasil karya goresan pensil Wisnu sudah banyak dinikmati oleh para petinggi di Kementerian Hukum dan HAM serta Pejabat setempat. Dan beberapa waktu lalu Wisnu juga diajak langsung oleh Kepala Lapas Arief Gunawan dalam rangka mengikuti Event Pameran Produk Unggulan Hasil Kerajinan Narapidana Seluruh Indonesia dan di event pameran tersebut Winsu jadi primadona para pengunjung dimana banyak pejabat dan media cetak dan elektronik meliput kegiatan Wisnu yang pada waktu itu melukis Presiden Joko Widodo. Atas prestasi itulah saat ini, Wisnu mengajak 2 orang rekannya sesama WBP yakni Dofa Kumbara dan Solikin untuk belajar dan menimba ilmu agar bisa menjadi pelukis handal seperti Wisnu. Menurut Wisnu saat diwawancara Humas Kantor Wilayah yang berada di Lapas Kelas II B pangkalan Bun menjelaskan bahwa saat ini Dofa Kumbara sudah menyelesaikan beberapa lukisan dan hasilnya cukup memuaskan sedangkan Solikin belajar seni tulisan dan lukisan dinding, dan bisa dilihat disekitar blok-blok yang ada semua hasil karya dari Solikin.

0.0abunbunnapi4

Sementara itu Tompo WBP yang mempunyai keahlian dibidang seni ukir dan meubelair juga tidak luput dari liputan Humas Kantor Wilayah. Beberapa hasil karya Tompo mulai dari ukiran cermin hias serta ukiran kepala burung dan tameng dengan ornamen bermotif dayak seluruhnya merupakan hasil karyanya dan pada event pameran kemaren juga banyak sekali terjual. saat ini  juga memiliki pepandaian sebagai seorang pandebesi yakni dengan berhasilnya membuat Mandau senjata khas masyarakat Dayak. saat ini Tompo juga dibantu sesama rekannya sesama WBP dalam menjalankan pekerjaaannya. Saat dimintai keterangan Tompo menjelaskan dirinya masuk lapas akibat terjerat pasal 285 tentang pelecehan terhadap perempuan. Hal ini membuat dirinya mendekam di Lapas selama 8 Tahun saat ini sudah menjalani 1,5 tahun masa pidana. Mengenai harapannya Tompo mengetakan bahwa ia selama menjalani masa hukuman mengharapkan agar selalu dapat bekerja dan bisa mengembangkan bakatnya lagi dibawah bimbingan petugas Lapas. Tompo juga menyampaikan keinginannya yakni meminta kepada pihak Lapas agar menyediakan alat-alat pertukangan seperti gergaji, pahat satu set agar bisa menyalurkan bakat yang dimilikinya kepada WBP yang lain sehingga Lapas Pangkalan Bun bisa menjadi Lapas yang penuh kreatifitas bagi kami WBP disini.

0.0abunbunnapi

Menanggapi hal itu, Kepala Lapas Kelas II B Pangkalan Bun Arief Gunawan menjelaskan saat ini pihaknya selalu mendukung kreatifitas WBP yang ada. mulai dari kegiatan pertukangan (meubelair), Seni Lukis, Perkebunan sampai kepada kegiatan peternakan dan pembuatan batako press. Kegiatan kerja yang diberikan pihak Lapas kepada para WBP sepenuhnya merupakan tanggung jawabnya dengan tujuan agar para WBP tidak merasa jenuh berada di Lapas. Dengan memiliki kesibukan mereka diharapkan tidak merasa jenuh selama menjalani masa pidana di Lapas sehingga keadaan Lapas yang aman dan kondusif bisa terkendali dengan baik. Arief juga berkeinginan bahwa suatu saat nanti Lapas Kelas II B Pangkalan Bun menjadi Lapas Industri sehingga menjadi suatu yang bisa menghasilkan nilai ekonomi baik itu bagi negara, petugas juga kepada WBP Lapas sendiri. Create & Dok. Pirhan Humas Kalteng melaporkan.

Foto Dokumentasi :

0.0abunbunnapi5

0.0abunbunnapi6

0.0abunbunnapi7

0.0abunbunnapi8

0.0abunbunnapi2

0.0abunbunnapi3

 


Cetak   E-mail